MPAI UAD Edukasi Bahaya Pemikiran dan Perilaku Menyimpang
Pada Ahad, 27 Agustus 2023 telah terlaksana Program Pemberdayaan Umat UAD dan Pengajian Ahad Kliwon Tegalkopen dengan tema “Pentingnya Pencegahan Paham Pemikiran dan Trend Menyimpang pada Anak” yang disampaikan oleh bapak Dr. Mhd. Lailan Arqam, M.Pd.I Dosen Magister Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan.
Pengajian dipenuhi semarak serta semangat banyaknya bapak ibu warga Tegalkopen yang hadir menyimak. Dalam pengajian bapak Dr. Mhd. Lailan Arqam sebagai pemateri mengungkapkan bahwa Tugas utama orang tua sejatinya hanya 2: pertama, Memperkenalkan dan mendekatkan anak kepada Allah swt. Kedua, Mendidik adab anak. Tugas mendidik anak sejalan dengan firman Allah SWT dalam qs An-Nisa ayat 9 yang mengindikasikan makna bahwa seharusnya orang tua sekarang ini khawatir atau takut kelak akan meninggalkan generasi atau keturunan yang lemah, baik lemah secara akal, mental, fisik, bahkan lemah dalam berperilaku sehingga menunjukan perilaku buruk yang menyimpang. Apalagi di tengah perkembangan zaman yang tak luput dari berkembangnya pula berbagai macam paham atau aliran, entah positif atau negatif.
Bapak Dr. Mhd Lailan Arqam menyebutkan beberapa paham atau ideologi yang menyimpang yang marak di kalangan gen z saat ini: pertama, LGBT. Kedua, Childfree. Ketiga, Weekend Marriage. Keempat, Platonic Parenting.
Orang tua sekarang harus punya kesadaran tinggi, khususnya dalam hal2 mengenai paham dan pemikiran yang menyimpang pada anak. Orang tua juga harus mendampingi anak disetiap waktunya, sebab apapun itu pondasi paling dasar dan utama anak dari rumah dan tentunya orang tualah yang memegang peran penting itu.
Anak yang berhasil itu dari orang tua yang mau berkorban, berupaya mendidik dan mendampingi anaknya.
3 hal yg harus dperhatikan orang tua dalam mendidik anak:
- Ajarkan anak Al-qur’an dan Hadis
- Munculkan mental anak
- Munculkan daya juang anak
Mendidik anak utamakan 3 aspek terlebih dahulu, (1) as-sam’a (pendengaran), (2) al-abshar (pengelihatan) , dan (3) al-af’idah (hati), karena ketiganya merupakan potensi dasar yang diberikan Allah pada manusia untuk menyerap dan menguasai ilmu pengetahuan yang akan menghantarkan manusia menjadi khalifah dibumi.
Terakhir, bapak Dr. Lailan mengungkapkan selain peran orang tua, sekolah dan masyarakat di lingkungan sekitar, Masjid juga berperan dalam membangun masyarakat dan memberi penyadaran dari paham2 menyimpang baik lewat halaqah atau majelis ilmu yang dibangun oleh takmir dan memberi banyak pengetahuan baru yang dapat menguatkan masyarakat di lingkungan masjid tersebut sehingga diharapkan dari dakwah masjid tersebut pula dapat mencapai baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur.